a

Sunday, May 13, 2018

Banchō Sarayashiki 番町皿屋敷


Bancho Sarayashiki (Okiku dan Sembilan Piring Berharga) adalah salah satu legenda kisah hantu dari Jepang yang paling terkenal, dengan dilatarbelakangi oleh kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan karena Strata Sosial, pengingkaran sebuah janji dan kepercayaan menyebabkan takdir yang kelam. Cerita tentang Okiku ini tidak diketahui darimana asal muasalnya pertama kali, yang jelas kisah Okiku sudah sangat tua sekali. Hanya saja kisah ini pertama kali muncul ke permukaan pada pertunjukan Kabuki di teater dengan judul “Bancho Sarayashiki” pada tahun 1741.

OKIKU DAN SEMBILAN PIRING BERHARGA

Dahulu kala ada seorang gadis pelayan cantik bernama Okiku. Okiku bekerja sebagai seorang pelayan di Kastil Himeji yang sekaligus adalah rumah seorang samurai bernama Aoyama Tessan. Majikannya merupakan seorang yang agak pemarah dan cenderung bertindak dengan kekerasan.

Majikannya ternyata menyukai Okiku. Seringkali ia mendekati Okiku sekaligus menyatakan perasaannya tapi Okiku tidak membalas ungkapan itu sama sekali. Berulang kali, Okiku mengabaikan kehadirannya, serta menolak untuk menikahinya apalagi tidur bersamanya. Demikianlah akhirnya sang majikan pun membuat sebuah rencana agar Okiku bersedia menikah dengannya.

Suatu hari, Okiku ditugasi untuk menjaga sepuluh piring berharga warisan milik keluarga. Piring-piring itu tak ternilai harganya, dan harus dirawat dengan hati-hati. Okiku melakukan tugas itu dengan sangat berhati-hati, ia tak pernah lupa menghitung jumlah piring, jumlahnya ada 10 buah, ia membersihkannya dan membungkusnya.serta menempatkannya satu per satu ke dalam sebuah kotak dan dengan hati-hati pula ia mengangkut benda itu untuk diamankan. Setelah Okiku selesai, ia kembali ke rumah utama untuk melanjutkan pekerjaannya.

Saat itulah majikkannya diam-diam masuk ke dalam ruangan penyimpanan piring dan membuka salah satu kotak yang berisi sepuluh piring berharga itu. Majikannya mengambil satu piring dari dalam kotak lalu menutup dan mengikat kembali kotak itu dengan perlahan, lalu piring itu dibawa ke dalam kamar tidurnya untuk disembunyikan. Beberapa hari kemudian, ketika piring-piring itu hendak dikeluarkan kembali, Okiku menyadari bahwa ada satu piring yang hilang. Okiku, sebagai pelayan yang mengurusi piring-piring tersebut lalu dipanggil. Salah seorang pelayan menceritakan Okiku tentang situasi tersebut bahwa salah satu piring sudah hilang.

Memecahkan atau mehilangkan salah satu piring warisan keluarga tentu saja bukanlah masalah sepele. Jika harus bertanggung jawab maka hukuman bagi Okiku adalah kematian.Karena sangat ketakutan, Okiku berlari ke ruang penyimpanan dan membuka kembali kotak piring lalu memeriksa dan menghitung kembali jumlah piring.

Okiku menangis, menghitung piring-piring itu berulang-ulang. Hanya sembilan piring yang ada di hadapannya. Okiku tidak punya pilihan selain meminta bantuan pada majikannya. Dengan tangisan dan tak sanggup menegakkan tubuhnya, ia menceritakan pada majikannya bahwa salah satu piring hilang, dan ia disalahkan karena ia adalah pelayan terakhir yang mengurus piring-piring tersebut.

Majikannya menjelaskan situasi yang gawat ini kepadanya. Hukumannya adalah kematian. Okiku tersendat, tercekat, mengangguk perlahan dalam ketakutannya. Saat itulah sang majikkan mencoba meyakinkannya, bahwa ia bisa membantu Okiku mengatasi masalah itu dan memberikan solusinya tanpa berbasa-basi..yakni..Okiku harus mau menjadi istrinya. Okiku pun terkejut, namun ia tetap terdiam. Namun sekali lagi, ia menolak tawaran sang majikan. Akhirnya sang majikan pun murka, ia membunuh Okiku dengan pedangnya sendiri, lalu melemparkan tubuhnya ke dalam sumur.

Demikianlah akhirnya Okiku terbunuh oleh pedang sang majikan, namun kemudian sesuatu yang aneh terjadi di dasar sumur itu. Saat sang majikan menyeka darah dari pedangnya, ia mendengar hal yang sangat aneh. Air menetes, lembut mengalir jauh, dan suara bergema terdengar dari kedalaman sumur, suara yang merdu namun penuh kedengkian dan kebencian.

“Satu … dua … tiga … empat … lima … enam … tujuh … delapan … sembilan …”
Suara itu pun terputus… dalam keheningan. Apakah itu dari dasar sumur ? Suara itu menembus tulang rusuk, terngiang-ngian dalam kepala, dan bergaung sepanjang dalam tubuh sang majikan. Sebuah jeritan mengerikan terdengar di tempat itu. “Tak ada sepuluh…”, kemudian terdengar jeritan mengerikan. Sang majikan menengok kebelakang. Munculah dari dalam sumur, sesosok hantu, hantu onryo. Ya, arwah pendendam seorang wanita, pasif dan tak berdaya dalam hidupnya, mati dengan kekerasan, Okiku berubah menjadi hantu penuh dendam dan kebencian. Okiku bangkit dari kegelapan dan ia menatap mata majikannya, yang bergetar penuh dengan ketakutan.

“Satu … dua … tiga … empat … lima … enam … tujuh … delapan … sembilan …”
Okiku menghantui hampir di setiap malam Aoyama, dengan penuh perasaan ketakutan, bersalah dan hampir gila terhadap penyiksaan hantu Okiku yang menyebabkan iia tidak bisa sedikitpun tidur dengan tenang pada malam hari, iia meminta bantuan warga sekitar, dan warga sekitar menunggu di dekat sumur hingga hantu okiku muncul.

Seperti sebelumnya, hantu Okiku sering muncul di sekitar sumur sambil menghitung piring yang menyebabkan hilang nyawanya itu dan ketika ia mencapai hitungan “sembilan”, warga-warga di sekitar berteriak “Sepuluh !”, dan kemudian hantu Okiku pun lenyap.

Ada beberapa versi dari cerita Bancho Sarayashiki ini :
Versi Cerita Rakyat - Dahulu ada seorang pelayan cantik bernama Okiku, ia bekerja untuk majikannya seorang samurai Aoyama Tessan yang juga jatuh cinta padanya. Okiku sering menolak perasaan cinta Aoyama, sehingga okiku ditipu Aoyama bahwa karena kesalahannya, salah satu dari ke-10 piring milik keluarganya hilang. Kejahatan tersebut bisa mengakibatkan kematiannya. Dalam kebingungan, ia menghitung dan menyebutkan sembilan piring berkali-kali. Namun, ia tidak bisa menemukan piring ke sepuluh dan menghadap ke Aoyama, Okiku menangis merasa bersalah. Sang samurai menawarkan jika ia bersedia menerima cintanya maka Aoyama berjanji akan membantu menyelesaikan masalahnya. Akan tetapi sekali lagi tawarannya ditolak Okiku, maka Aoyama pun marah dan melemparkan Okiku ke dalam sumur.

Diceritakan bahwa Okiku menjadi arwah pendendam yang tersiksa jiwanya oleh pembunuhnya dengan menghitung sampai sembilan dan kemudian diakhiri jeritan yang sangat mengerikan karena piring ke 10 yang tidak ditemukan. Atau mungkin ia menyiksa dirinya sendiri dan masih berusaha untuk menemukan piring ke 10 tapi tak pernah bisa.

Versi Okamoto - Edo, 1655, seorang pengikut dari shogun Aoyama Harima telah jatuh cinta pada seorang gadis pelayan muda, bernama Okiku. Aoyama berjanji akan menikahinya, tetapi pada saat yang bersamaan ia menerima tawaran lamaran dari seorang bibi. Aoyama berjanji pada Okiku bahwa ia akan mengutamakan cinta mereka dan menolak lamaran itu. Okiku merasa ragu dan mengujinya dengan memecahkan 1 dari 10 piring berharga pusaka keluarga Aoyama. Hukuman tradisional untuk kesalahan seperti itu adalah kematian yang diinginkan oleh keluarga Aoyama.

Mulanya Aoyama yakin bahwa Okiku memecahkan piring itu adalah sebuah kecelakaan dan memaafkannya, tetapi ketika ia mengetahui bahwa itu hanyalah sebuah tes terhadapnya, Aoyama murka dan kemudian membunuhnya dengan melemparkan okiku ke sumur.

Setelah kejadian itu, hantu Okiku sering muncul masuk ke dalam rumah, menghitung piring-piring, mulai dari satu sampai sembilan. Bahkan sempat Aoyama bertemu dengan hantu Okiku, Aoyama merasa wajah hantu Okiku bukan sebuah wujud dendam, melainkan sebuah kecantikan dan ketenangan. Akhirnya ia memutuskan melakukan “Seppuku” dan menyusul kematian Okiku.

Di Himeji, Hyogo Perfektur, ada sebuah istana yang dikenal dengan nama Himeji Castle, dan pada tahun 1992 oleh UNESCO ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia. Ada sebuah sumur tua di dalam Istana Himeji yang terkenal itu, menurut tradisi dan cerita-cerita penduduk bahwa sumur itu adalah sumur yang sama tempat Okiku di bunuh, dan situs itu sekarang menjadi salah satu obyek wisata terkenal diantara wisatawan yang berkunjung ke Jepang.

KASTIL HIMEJI & SUMUR OKIKU
Urban Legend selalu menjadi sesuatu yang unik dan menarik untuk digali, meskipun banyak menyimpan dan menyisakan misteri dan keganjilan bagi orang-orang yang mengetahuinya atau mendengarkan kisahnya, tapi sesuatu seperti urban legend selalu menjadi bagian dari sejarah dan daya tarik tersendiri dari suatu tempat berikut masyarakatnya.

Tulis Komentar FB Anda Disini...